Tari Bedoyo Sebar Sekar |
Makna Dibalik Lukisan Tari Bedoyo Sebar Sekar Karya Maestro Mata Hitam.
Tahun lalu, tepatnya tanggal 29 Novomber 2019, dunia seni rupa Indonesia kehilangan sosok seniman yang berpengaruh. Ia adalah Jeihan Sukmantoro, seniman yang dikenal dengan sebutan maestro lukis “mata hitam”. Namanya mulai dikenal sejak tahun 1960 an hingga saat ini.
Jeihan merupakan anggota komite The World Art and Culture Exchange Association Inc yang berpusat di New York. Ia juga mendirikan studio Rupa Bandung pada tahun 1978 di samping rumah gurunya, Sudjoko. Ia juga sangat produktif berkarya, total ada 3000an karya yang telah ia hasilkan, 50an pameran tunggal dalam negeri maupun luar negeri, serta banyak pameran kolektif bersama rekan-rekan seniman yang sudah ia ikuti.
Jeihan merupakan anggota komite The World Art and Culture Exchange Association Inc yang berpusat di New York. Ia juga mendirikan studio Rupa Bandung pada tahun 1978 di samping rumah gurunya, Sudjoko. Ia juga sangat produktif berkarya, total ada 3000an karya yang telah ia hasilkan, 50an pameran tunggal dalam negeri maupun luar negeri, serta banyak pameran kolektif bersama rekan-rekan seniman yang sudah ia ikuti.
Lukisanya mudah dikenali dengan ciri mata hitam pekat berobjek manusia dan menggunakan warna-warna sederhana, cerah, namun tidak mencolok. Ciri lainya ia menggunakan dua warna atau lebih sebagai background. Jeihan menemukan karakter lukisannya sejak kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB pada tahun 1963. Saat itu ia sedang melukis potret dirinya berjudul “Aku” namun karena terlalu bersemangat akhirnya mata yang seharunya berwujud realistik menjadi hitam pekat. Akhirnya dari proses kreatif tersebut ia melanjutkan mata hitam di karya-karya selanjutnya sampai akhir hidupnya.
Setiap lukisan yang ia buat memiliki makna filosofis, perasaan dan pesannya ia tuangkan dalam torehan kuas, tentunya tanpa menghilangkan ciri khasnya. Dilansir dari Ayobandung.com ketika ia ditanyai apa makna dari mata hitam, ia menjelaskan bahwa mata hitam memiliki nilai filosofis dan futuristik. Nilai filosofis bermakna karena manusia tengah berada dalam kegelapan misteri, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Wujud misteri juga ia tuangkan dalam objek wanita yang kebanyakan ia lukis,ia menganggap wanita adalah sosok yang unik, karena setiap wanita memiliki karakter dan kemisteriusan tersendiri.
Setiap lukisan yang ia buat memiliki makna filosofis, perasaan dan pesannya ia tuangkan dalam torehan kuas, tentunya tanpa menghilangkan ciri khasnya. Dilansir dari Ayobandung.com ketika ia ditanyai apa makna dari mata hitam, ia menjelaskan bahwa mata hitam memiliki nilai filosofis dan futuristik. Nilai filosofis bermakna karena manusia tengah berada dalam kegelapan misteri, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Wujud misteri juga ia tuangkan dalam objek wanita yang kebanyakan ia lukis,ia menganggap wanita adalah sosok yang unik, karena setiap wanita memiliki karakter dan kemisteriusan tersendiri.
Salah satu lukisannya adalah lukisan berjudul "Tari Bedoyo Sebar Sekar" yang ia ikutkan dalam pameran bertajuk Art-Tivities Now . Diadakan mulai 17 Februari 2017 sampai 5 Maret 2017 di Breeze Space Art, Bumi Serpong Damai, Tanggerang, Banten. Pameran ini ia ikuti bersama 73 pelukis dari berbagai lintas generasi.
Lukisan berjudul “Tari Bedoyo Sebar Sekar”, merupakan lukisan tari Bedoyo ke 4 yang pernah ia lukis. Sesuai data yang diperoleh dari arsip IndoArtNow.com, sebelumnya ia pernah melukis tari yang mirip; Bedoyo Larasati: pada tahun 2010, Bedoyo: tahun 2013, Bedoyo Tri: tahun 2016, dan yang terakhir adalah Bedoyo Sebar Sekar; tahun 2016”
Karya “Tari Bedoyo Sebar Sekar” digambarkan sosok wanita yang sedang menari. Ketiga sosok ini berjajar dan dua diantaranya sedang berada pada posisi gerakan yang sama, yaitu pada posisi mengayunkan kedua tangan ke samping kiri, namun sosok yang tengah lebih melebar sedikit posisi tangannya dan satu lainya sedang pada posisi mengayunkan tangan kesamping kanan dan kiri. Pada gesture kepala penari juga mengayun kearah kiri secara bersamaan. Keseluruhan tiga objek penari ini terlihat seperti bergerak beriringan dan terlihat bersambungan.
Seperti karakteristik karya Jeihan lainya, lukisan ini diwujudkan menggunakan warna cerah tapi tidak mencolok. Objek penari digambarkan menggunakan dodot warna hijau pada bagian atas, kain bawah berwarna biru dan sonder, kain untuk menari, berwarna putih kekuningan. Begitupula dengan backgroundnya ia menggunakan warna kuning kemerahan atau oranye, hijau,biru dan kuning, serta terdapat bintik- bintik putih sebagai objek sekar disetengah bagian atas. Objek dari kulit sang penari ia menggunakan warna putih, tak lupa karakteristik warna hitam pada matanya.
Lukisan berukuran 140 x 180 cm ini menggunakan gaya lukisan ekpresionisme figuratif, yaitu gaya seni lukis yang dibuat untuk mengungkapkan apa yang ada dari diri sang pelukis dan diwujudkan dalam objek yang dapat dikenali. Dari ciri objeknya, lukisan yang dibuat dengan media cat minyak ini, terinspirasi dari tarian sakral yaitu Bedoyo Ketawang. Bedoyo memiliki arti penari wanita istana dan ketawang berarti langit. Makna Bedoyo Ketawang adalah pertemuan antara Penembahan Senopati dan Ratu Laut Pantai Selatan. Tarian ini berasal dari Kasunanan Surakarta, Solo. Dipertunjukan hanya pada perayaan jumenengan dalem atau pelantikan Sunan Surakarta. Persyaratan menjadi penari ini sangatlah ketat, karena penari harus lah seorang gadis yang sudah dilatih dari belia, sebelum menari harus melakukan pensucian diri dengan puasa dan saat menarikan ia harus dalam keadaan suci atau tidak boleh sedang menstruasi. Penari juga harus ganjil, biasanya pakemnya adalah tujuh atau sembilan orang penari.
Sedikit berbeda dengan Bedoyo aslinya, pada karya ini Jeihan mengkreasikan sebuah tarian bedoyo dalam wujud lukisan untuk mengekspresikan nilai spiritualnya. Dari judulnya sendiri Sebar Sekar, dalam bahasa jawa berarti Menebar Bunga atau Menebar Nada. Bisa disimpulkan judul lukisan ini bermakna penari wanita kerajaan penabur bunga. Jumlah penari tiga orang menyimbolkan tiga kehidupan yaitu kehidupan; Alam Ruh/Kandungan, Duniawi, Akherat), Krida (olah, perbuatan, tindakan), Gebyar (semarak, meriah, gemerlapan, berarti).
Warna-warna yang ia gunakan memiliki makna tersendiri, kuning memiliki makna yang bersifat ceria dan membuat suasana hati positif, warna biru merupakan simbol warna kebangsaan dan dimaknai sebagai warna yang menunjukan intuisi yang kuat, warna hijau bermakna keseimbangan kehidupan. Putih bermakna kesucian. Dan mata hitam dimaknai sebagai misteri.
Pemaknaan dari Tari Bedoyo Sebar Sekar, Jeihan ingin menyampaikan bahwa kehidupan ini tidak hanya di dunia saja, melainkan ada tiga misteri kehidupan yang masih belum kita ketahui bagaimana dan kapan kita akan mengalaminya. Kehidupan itu adalah Alam Ruh, Dunia dan Akhirat. Ketiga kehidupan ini akan mengalir perlahan tanpa kita sadari seperti gerakan gemulai penari Bedoyo. Namun, dari ketiga masa tersebut hanya di kehidupan dunialah yang dapat kita kendalikan. Maka dari itu kehidupan kita sebenarnya sangatlah sakral, harus benar-benar disiapkan dan kita serahkan kepada Tuhan. Agar keseimbangan hidup, keberkahan, kebahagiaan serta keselamatan dapat menyelimuti kita. Namun semua kebaikan yang kita peroleh, sepatutnya juga kita bagikan kepada sesama agar hidup kita lebih bermanfaat, seperti simbol sekar berwarna putih yang disebar pada lukisan ini.
Warna-warna yang ia gunakan memiliki makna tersendiri, kuning memiliki makna yang bersifat ceria dan membuat suasana hati positif, warna biru merupakan simbol warna kebangsaan dan dimaknai sebagai warna yang menunjukan intuisi yang kuat, warna hijau bermakna keseimbangan kehidupan. Putih bermakna kesucian. Dan mata hitam dimaknai sebagai misteri.
Pemaknaan dari Tari Bedoyo Sebar Sekar, Jeihan ingin menyampaikan bahwa kehidupan ini tidak hanya di dunia saja, melainkan ada tiga misteri kehidupan yang masih belum kita ketahui bagaimana dan kapan kita akan mengalaminya. Kehidupan itu adalah Alam Ruh, Dunia dan Akhirat. Ketiga kehidupan ini akan mengalir perlahan tanpa kita sadari seperti gerakan gemulai penari Bedoyo. Namun, dari ketiga masa tersebut hanya di kehidupan dunialah yang dapat kita kendalikan. Maka dari itu kehidupan kita sebenarnya sangatlah sakral, harus benar-benar disiapkan dan kita serahkan kepada Tuhan. Agar keseimbangan hidup, keberkahan, kebahagiaan serta keselamatan dapat menyelimuti kita. Namun semua kebaikan yang kita peroleh, sepatutnya juga kita bagikan kepada sesama agar hidup kita lebih bermanfaat, seperti simbol sekar berwarna putih yang disebar pada lukisan ini.
Sebenarnya penggambaran visual karya ini masih membuat publik kebingungan untuk memaknainya, karena nama Bedoyo Sebar Sekar hanya ada di lukisan kreasinya. Misalnya saja pada penggambaran 3 orang penari, jumlahnya tidak umum seperti tari bedoyo yang asli. Apalagi bagi penikmat seni yang masih awam dan belum mengetahui latar belakang seniman dan tarian Bedoyo sendiri.Meskipun begitu, makna dan filosofis dari karya ini begitu dalam, yaitu berhubungan dengan nilai spiritual. Dan inilah keunikan setiap karya Jeihan yang perlu kita maknai, hal tersebut juga yang membuat para kolektor memburu untuk mengoleksi karya-karyanya.
Tulisan dengan judul Makna Dibalik Lukisan Tari Bedoyo Sebar Sekar Karya Maestro Mata Hitam dibuat untuk memenuhi tugas
Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Kritik Seni yang diampu Ibu Agnisa Maulani Wisesa, S.Sn, M.A.
Oleh : Karimatus Sa'adah - 170251609526
Pendidikan Seni Rupa Off KD 2017
Jurusan Seni dan Desain,Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang
Oleh : Karimatus Sa'adah - 170251609526
Pendidikan Seni Rupa Off KD 2017
Jurusan Seni dan Desain,Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang