Postingan Tanpa Editan Berisi Kegelisahan


Baru aja mau "Allahuakbar" shalat maghrib. Perasaan udah campur aduk. Sholat jadi gak fokus, mikir ini itu. Ya, emang sesusah itu sih. Cuma sebelumnya baru aja chatting sama temen, alhasil jadi kepikiran bahasan chat pas sholat.

Sering seperti ini, cuma ini kayak lebih kerasa gitu. Gatau kenapa, mungkin juga efek terlalu sering di rumah dan terlalu sering berkecimpung dengan diri sendiri, sampe hal sedetail ini jadi kepikiran. Baiklah, mungkin aku bakal nyoba menuliskan apa aja yang lagi aku rasain saat ini, tanpa perlu mengedit tulisan ini.

Ngga tau semenjak pandemi ini, aku merasa lebih sering berinteraksi dengan diri sendiri. Benar-benar jarang sekali keluar rumah. Bertemu teman hanya beberapa kali. Sebelumnya juga pernah di rumah aja seperti ini. Tapi menurutku saat ini adalah momen di rumah aja versi beda level. Karna ntah kenapa, saking seringnya dan sudah menjadi kebiasaan. Hasrat buat keluar rumah, bertemu tetangga, eman dan keluar buat liburan udah gaada, gak seheboh dulu. Rasanya kayak, yaudah..

Sebenernya tempat tinggalku bukan termasuk daerah yang parah, karena termasuk desa di Kabupaten. Jadi urgensi buat di rumah aja, gak segenting itu. Beberapa orang juga sudah merasa bodo amat sama corona. Sampe tetanggaku sendiri percaya bahwa corona tuh gaada. Ya bener si, gaada di desa kami, aamiin.

Bukan-bukan itu, yang sedang kurasain saat ini, maksudnya intinya bukan itu. ada hal lain yang lebih dan baru saja menyadarinya.

Bahwa...
Dari pandemi ini..
Dari dirumahkan kembali,
Aku menyadari, selama ini aku terlalu jauh dari diri ku sendiri,
Aku terlau jauh berupaya hidup untuk orang lain, hidup untuk sesuatu yang di luar diriku.

Sekarang, mulai terasa ngos-ngosan, karena sebelumnya terlalu ngoyo, haha susah mau nerjemahin ke bahasa umum.

Kadang aku juga terlalu sibuk membicarakan orang lain, membahas orang lain atau menganalisa orang atau apalah itu selain diriku.

Yang jelas, aku sudah terlalu jauh.
Sampai kadang pertanyaan-pertanyaan yang harusnya mudah dan bisa kujawab untuk diri sendiri, aku malah ketakutan dan kebingungan.

Seperti halya pertanyaan tujuan kehidupan??
Bagaimana sekarang? Apakah rizki umur sudah dimanfaatkan?
Apakah visi misimu sudah berjalan dan banyak lagi.
Belum lagi masalah berbakti kepada orang tua, atau kematian atau apalah itu banyak sekalii.. aku sendiri juaga pusing.

Semuanya benar-benar sangat kebalik.
Tapi, tak apa, Alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan untuk menyadarkanku bahwa selama ini aku sudah terlalu jauh.

Saatnya menyelam kembali, dan mengokohkan pondasi-pondasi yang sudah mulai goyah.
Bismillah..

Bagaimana dengan kamu?? Semoga gak sepertiku.




Share:

4 komentar

  1. Ternyata tetap ada hikmahnya. Tp menurutku, interaksi sama diri sendiri itu emang perlu banget. Semua bisa kita "obrolin" sama diri sendiri. Ttg apa aja, tujuan hidup, pelajaran2, semuanya. Dan kadang sangat membantu

    BalasHapus
  2. kurang lebih sama
    jadi lebih sering ngobrol sama diri sendiri. overthinking sih kalo gue jatohnya. dan berakhir enggak ngelakuin apa-apa. semoga lu ga kayak gitu yak!

    insyaAllah semua ada jalannya selagi berusaha semaksimal mungkin
    cheer up!!

    BalasHapus
  3. Sangat perlu berinteraksi dengan diri sendiri.. Itung-itung berdamai dengan diri sendiri :).

    BalasHapus
  4. Mau mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah???
    hanya di Papa4d2
    Modal Kecil bisa mendapatkan hasil yg luar biasa...

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung, jangan lupa share dan komennya ya,