Bagaimana cara membuang sampah secara manusiawi?


Keresahan ini muncul ketika saya melihat bapak-bapak dan mas mas keren petugas kebersihan  bekerja ngambilin sampah dengan  mendorong gerobaknyaa dari rumah ke rumah di tempat tinggal saya di perantauan. 

"Kreskkk-kresek"

Waktu itu sekitar habis subuh seperti biasa mereka sudah ngambilin sampah, lengkap dengan sarung tangan dan  masker manual dari kaos miliknya.

Bayangin setiap hari harus berkecimpung dengan sampah. Kita aja yang ngehasilin sampah ngerasa jijik, apalagi mereka-mereka yang membantu memindahkan atau memungut sampah hasil kebejatan  kita. Ditambah emang sistem  pengolahan di tempat kita sendiri belum maksimal, dan habit  kita yang masih gak karu-karuan dengan  masalah sampah.

Kalo misal pengen  ngebandingin sama negara lain kayak Jepang, yaaa jauh lah. Sistem pembuangan dan pengelolaan sampah disana juga udah baik banget. Ya benar sih, petugas sampah mengambil sampah seminggu sekali, tapi tiap masing-masing rumah sudah memilah sampahnya sesuai kategori yang udah di tentukan, bahkan nih ya, info yang pernah saya baca, misalkan warga sana membuang sampah berukuran besar, seperti bekas kasur, sofa atau lainya kudu bayar, yang kalo di rupiahin sekitar Rp.50,000 sampe Rp.200.000 tergantung besar - kecil barang. Dan prosedurnya juga harus ada persetujuan dari petuas dengan memberi stiker pada benda yang akan dibuang.

Di postingan ini, saya gak fokus gimana sitem pembuangan atau masalah diet plastik, atau apalah lainya, karna saya bakal ngeupdate postingan tentang itu di lain waktu. Tapi  kali ini, fokus lebih ke bagaiamana perasaan dan sikap kita sebagai manusia ke manusia lain, mengenai sampah, khususnya sih yaa ke pak-pak petugas kebersihan.
Yaaaa.. setidaknya sebuah langkah kecil untuk meminimalisir atau setidaknya membantu 0,01% lah, kerjaan beliau.

Yang perlu kita tau lagi,  pekerjaan petugas kebersihan yang pertema adalah mengambil sampah, mengumpulkan di gerobak, lalu mendorong ke Tempat Pembuangan Sementara, selanjutnya bakal ada truk sampah yang ngangkut ke Tempat Pembuangan Akhir, dan Inshaallah, sampah bakal dikelola disana dan mungkin beberapa bakal di tumpuk, tergantung TPA nya gimana.


Dan ini sih saya pikir, penting banget buat  menginstal ke diri kita masing-masing sikap  bagaimana cara membuang sampah secara manusiawi, iyalah ya kali, gini nih logikanya,kalo kita bisa memaklumi kan mereka gada akal, ya kalo nyampah ya begitu sembarangan, tapi juga ga parah kan, karna sampah mereka 100% organik dan otomatis bakal hilang di alamnya sana, kecuali peliharaan atau ternak ya, itu fix tanggungan yang punya.
 
Mungkin jika kita belum memilah sampah sendiri, setidaknya membiasakan hal ini bisa mengurangi bau dan kerjaan dobel  beliau:


Habiskan dan Cuci Cup Bekas minuman
Photo by Jasmin Sessler on Unsplash

Banyak manfaat kalo kita menghabiskan minuman yang telah kita beli, selain gak mibadzir kita juga udah mengurangi sampah. Nah kejadian yang pernah saya lihat langsung nih, terkadang bakal ada bapak-bapak yang memulung/ mungkin petugas kebersihan yang menyisihkan botol dan cup bekas untuk dikumpulkan dan dijual. Kalo misalkan nih, cup/botol yang kita buang dalam keadaan basah, dan misal bekas jus, kopi, boba dan apalah itu, pasti bisa ngebayangin kan baunya gimana, belum lagi kalo tumpah-tumpah, "Jembreekk" dong rekk,plis. Dengan Menghabiskan dan mencuci cup sebelum dibuang, akan membuat sampah lebih bersih, inshaallah niat kita bakal dihitung kebaikan. 


Bungkus Sampah Bekas Pembalut/Tisu/Kapas dengan plastik

Tentunya kita udah tau lah ya ada apa aja di dalam bekas tissue yang kita pake, apalagi kalo kita lagi sakit, pasti menyimpan banyak virus, bakteri dan familinya. Gak lucu juga kalo sampah tissue dibuang telanjangan disana, lalu kena ujan, kalo bahasa jawanya bakalan "mblenyek" untuk menghindari hal-hal tersebut alangkah baiknya kita membuang sampah beginian dibungkus dengan rapat dan rapi.

Sama juga nih buat  benda benda semacam pembaluta atau tampon, khususnya buat kaum hawa, pliss tolonglah sebelum membuang sampah jenis ini, bersihkan duluu lalu masukkan kedalam plastik gelap dan buang. Pengelaman saya pernah melihat bekas beginian keleleran, dan benar-benar sangat menjijikan, ayolah pliss.



Pisahkan Sampah Basah dan Ikat Dengan Rapat
Gak jarang saya melihat petugas kebersihan merapikan sampah di gerobaknya sambil menahan bau-bau, belum lagi kalau ada pak pak pemulung sampah. Bisa bayangin kan? Apalagi kalau sampah yang kita buang tambah busuk gak karu-karuan, sampah basah bekas cilok, sisa nasi, dan keturunan sampah basah lainya, selain sampah tambah menjijikan, petugas juga pasti makin risih. Nah disini peran kita, dengan memilah sampah basah dan membuanganya dengan mengikat di dalam plastik dengan rapat niscaya dapat sedikit mengurangi bau-bau ini. Yah,, untung-untung kalau kita sudah bisa memanfaatkan sampah basah yang cenderung organik menjadi kompos, ya kan??




 Kurang lebih itu duluaa yaa, kalau kamu ada hal lain yang perlu kita akuin lagi, yuk komen aja!

Share:

2 komentar

  1. Wahhh prosedur pengambilan sampah dan pembuangannya sangat terstruktur sekali yaahh.. Jadi sudah ada mana barang yang akan dibuang atau di gunakan kembali.. Ahhh andaikan bisa seperti itu pasti bakal tentram banget.. Kadang kalo ada peralatan didepan rumah suka hilang seketika, kadang ada yang ambil tidak bilang bilang hadeh

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sekali kak, semoga masyarakat juga pad tertib teritb

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung, jangan lupa share dan komennya ya,